DEWAN SASTERA, Mei 2000
Aku membaca kesedihanmu
Dua dasawarsa yang lalu
Dan kau bicara dengan nada kental
Walaupun kita tidak pernah bersua
Masa itu aku cuma menggunakan mesin tulis usang
Dan hari ini aku bertemankan tetikus dan modem
Mengatur bicara puitisku
Meskipun begitu
Aku tetap mengecap diriku penyair jembel
Aku terasa begitu kerdil sekali
Aku masih ingat tika aku dibungkus lautan manusia
Melihat pendeklamasi jempolan di Tanah Ismail Marzuki Jakarta
Bicara mereka cukup enak di telinga dan menggetar hati
Yang mampu menjerat penarik beca
Dan bicaramu padamu J.M. Aziz
Tidak akan sehebat mereka
Namun aku bersyukur
Kerana kita masih tabah
Dilanda gelombang
Kehidupan.
0 comments:
Post a Comment