Koleksi sajak hasil karya Ramli Abdul Rahim yang telah disiarkan oleh majalah Dewan Sastera terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur

Sunday, April 25, 2010

Setelah Ribuan Waktu Mengalir

DEWAN SASTERA, Januari, 1980
Aku membuka daun sepi yang kauketuk
buat sekian kalinya aku mempastikan
mimpi yang kau sembunyikan
berderai jatuh
setelah ribaun waktu mengalir
kunanti
dan inilah jawabannya
kita terdampar di daerah nostalgia
sebuah kehadiran yang tragis
merempuh segugus usia.
banting, okt 79

Saturday, April 24, 2010

Seorang Sufi Yang Menangis Di Tepi Perigi


Dewan Sastera, Julai 2002



Seorang sufi menangis di tepi perigi yang telah
kering
Air mata tidak bisa kering di pipi
Matanya dihunjamkan pada dunia yang parah
Ternyata air mata sufi tidak bisa merubah dunia
Tidak ada karomah pada satu kolah air mata
Apalah ertinya untaian tasbih di jari jemari yang
longlai
Tidak ada sirna
Tidak ketemu yang fana
Dunia tidak mengambil pusing
Apakah doanya akan sampai ke sidratulmuntaha
Inilah sebuah melankolia mimpi siang
Sesedih al Hambra di Andalusia
Apakah sejarah akan berulang
Sebuah kebangkitan
Mukadimah dan bidayatil bidayah mula menyerlah
Al Mahdi dan Al Maseh sudang kian hampir

Qad iqtarabatissaah
Benarlah kiamat kian hampir
Para wali sedang bikin kerja
Yang tak terjamah mata
Kerana semua manusia dibutakan
terhijab
pandangan
mana mungkin
"inkisyafah"
terungkai.

Erti Sebuah Kemerdekaan (3)

Dewan Sastera, Januari 2000

Apalah ertinya sebuah kemerdekaan
Pada tukang karut
Di pentas dikir barat
Apabila kebebasannya telah dirobek
Untuk menyatakan sesuatu yang indah.

Apalah ertinya sebuah kemerdekaan
Pada sang editor
Apabila kebebasan kewartawanan
Hanya cantik di atas kertas
Dan dewan kuliah menara gading.

Hanya manusia seni yang bisa mentafsirkan
Kebebasan terobek di mana-mana
Usahlah sinis pada Amnesty International
Aduhai
Kita sedang mengukir pagar besi
Memenjara diri kita sendiri

Ramli Abdul Rahim
Hotel Sri Malaysia Sepang
31 Ogos 1999